Selasa, 15 November 2011

Keajaiban Shadaqah

Keajaiban  Shadaqah
Secara bahasa (etimologi), Shadaqah berasal dari kata صدق (benar), orang yang bershadaqah adalah orang yang benar imannya à الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ {الحديث}.
Infaq dan shadaqah mempunyai makna mengeluarkan harta untuk kepentingan-kepentingan yang diperintahkan Allah SWT di luar zakat. Shadaqah kadangkala dipergunakan untuk sesuatu yang bersifat non materi.
 Urgensi dari shadaqah itu adalah
  1. Sebagai perwujudan dari keimanan kepada Allah SWT dan keyakinan akan kebenaran ajaran-Nya. (QS. 9:5, QS. 9:11)
  2. Perwujudan syukur nikmat, terutama nikmat benda. (QS. 93:11, QS. 14:7)
  3. Meminimalisir sifat kikir, materialistik, egoistik dan hanya mementingkan diri sendiri. Sifat bakhil adalah sifat yang tercela yang akan menjauhkan manusia dari rahmat Allah SWT. (QS. 4:37).
Diantara keutamaan sadhaqah yang lainnya  yaitu diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari hadis Ibnu Mas'ud r.a. Dia berkata, "Rasulullah saw. pernah bertanya, 'Siapakah di antara kalian yang harta ahli warisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri'?" Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, tidaklah ada seseorang di antara kami melainkan hartanya lebih dia cintai." Beliau saw. bersabda, "Sesungguhnya hartanya adalah yang lebih dahulu ada, dan harta ahli warisnya yang di kemudian hari (harta yang masih tersimpan)."
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Barang siapa shadaqah.  senilai sebuah kurma dari mata pencaharian yang baik, dan tidak ada yang sampai kepada Allah kecuali yang baik, maka Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia mengembangkannya sebagaimana salah seorang di antara kalian mengembangkan ternaknya, hingga sedekah itu menjadi seperti gunung." (HR Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad).

"Sesungguhnya shadaqah.  itu benar-benar memadamkan kemurkaan Rab dan menjaga dari kematian yang buruk." (HR Tirmizi dan Ibnu Hibban).
"Keluarkanlah shadaqah., karena shadaqah.  itu membebaskan dari neraka." (HR Ath-Thabari).
Dari Buraidah r.a., dia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Tidaklah seseorang mengeluarkan shadaqah.  walaupun sedikit hingga dia dibebaskan dari kutukan tujuh puluh setan'." (HR Ibnu Khuzaimah di dalam Shahihnya, Al-Hakim, Ahmad, dan Al-Bazzar).

Dalam riwayat Muslim disebutkan dari hadis Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda, "shadaqah itu tidak membuat harta berkurang." (HR Muslim, At-Tirmizi, dan Ahmad).

Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa orang-orang menyembelih seekor domba. Lalu beliau bertanya, "Apa yang masih menyisa dari bagian domba itu?"
Aisyah menjawab, "Tidak ada yang menyisa selain tulang bahunya."
Beliau bersabda, "Semuanya masih menyisa kecuali tulang bahunya." (HR At-Tirmizi, yang menurutnya adalah hadis sahih).

Tentang adab-adab sadhaqah.  sama dengan adab-adab zakat. Para ulama berbeda pendapat tentang mana yang lebih baik bagi orang fakir, menerima dari zakat ataukah dari shadaqah. Ada yang berpendapat bahwa lebih baik baginya menerima dari zakat dan sebagian yang lain berpendapat lebih baik menerima dari shadaqah..

Tentang shadaqah yang lebih utama, maka telah diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, "Rasulullah saw. pernah ditanya, 'Apakah shadaqah.  yang paling utama?' Beliau menjawab, "Hendaklah engkau mengeluarkan shadaqah.  ketika engkau dalam keadaan sehat kikir, takut kefakiran, dan sedang mengharap-harapkan kekayaan, dan janganlah menunda-nunda hingga ketika nyawa sudah sampai ke tenggorokan, engkau berkata, 'Fulan mendapat sekian, Fulan mendapat sekian.' Padahal harta itu memang milik Fulan." (HR Bukhari dan Muslim).
“Rasulullah Saw. bersabda: “Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekah dengan syurga, dan jauh dari neraka. Dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari syurga, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil (bodoh) tapi pemurah, itu lebih dicintai Allah daripada ahli ibadah tapi bakhil”. (HR. Turmudzi).
Setiap pagi di pintu rumah kita ada Malaikat yang mendo’akan:
اللّهمّ ائْتِ مُنْفِقاً خَلَفاً وَائْتِ مُمْسِكاً تَلَفاً.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Ya Allah berilah orang yang berinfaq itu pengganti, dan orang yang menahan diri (dari berzakat/berinfaq) kehancuran”.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Bersihkanlah hartamu dengan zakat, dan obatilah sakit kalian dengan bershadaqah, dan tolaklah olehmu bencana-bencana itu dengan do’a". (HR. Khatib dari Ibnu Mas’ud).
“Rasulullah Saw. bersabda: “Bertaqwalah kalian kepada Allah, kerjakanlah shalat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan keluarkanlah zakat pada harta bendamu, untuk kebaikan bagi dirimu dan ikutilah perintah pemimpinmu (yang membawa kepada kebaikan) niscaya Allah SWT akan memasukkan kamu ke dalam syurga-Nya”. (HR. Hakim dari Abi Umamah).
“Rasulullah Saw. bersabda: “Sikap rendah hati itu hanya akan menambah seseorang makin menjadi mulia, maka dari itu berlaku rendah hatilah kalian, niscaya Allah SWT akan memuliakanmu. Sikap pemaaf hanya akan menambah seseorang makin mulia, oleh karena itu banyak maaflah kalian, niscaya Allah SWT akan memuliakanmu. Dan amal shadaqah itu hanyalah akan menambah seseorang makin banyak hartanya, maka bersadaqahlah  kalian, niscaya Allah SWT akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian”. (HR. Ibnu Abu Dunya).

“Rasulullah Saw. bersabda: “Dengki itu bisa menghabiskan kebaikan, sebagaimana api membakar kayu; shadaqah itu dapat menghapuskan kesalahan, sebagaimana air dapat memadamkan api; shalat itu adalah cahaya orang yang beriman, dan puasa adalah perisai dari siksa api neraka”. (HR. Ibnu Majah).
“Rasulullah Saw. bersabda: “Engkau akan melihat orang-orang yang beriman dalam kasih sayang mereka, dalam kecintaan mereka dan dalam keakraban mereka antar sesamanya adalah bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggotanya merasakan sakit, maka sakitnya itu akan merembet ke seluruh tubuhnya, sehingga (semua anggota tubuhnya) merasa sakit, dan merasakan demam (karenanya)”. (HR. Bukhari).
"Sabda Rasul : " Sesungguhnya Allah tidak akan menerima shadaqah yang ada unsur tipu daya". (H.R. Muslim).
Ajaran shadaqah sesungguhnya mendorong kaum muslimin untuk memiliki etos kerja dan usaha yang tinggi, sehingga memiliki harta kekayaan yang disamping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya juga bisa memberi kepada orang yang berhak menerimanya.Selain itu
Dalam Hal Shadaqah, quality adalah lebih baik daripada quantity. Ber-Sedekah satu dolar bisa jadi lebih baik dari pada ber-Sedekah seratus-ribu dollar. Jika seseorang hanya memiliki dua dollar kemudian disedekahkannya satu dollar maka Sedekah tersebut adalah lebih baik dari pada Sedekah dari seseorang Billioner tetapi hanya mensedekahkan seratus ribu dollar.

 Janganlah kita menunggu kaya raya atau hidup berlebih untuk bersedekah, karena hal tersebut adalah bisikan Setan belaka. Terlebih lagi, jangan sampai kita menunggu sampai ruh kita berada di tenggorakan, karena pada saat itu Harta kita sudah dipastikan bukan milik kita lagi tetapi sudah menjadi milik Ahli Waris kita.
Balasan bagi amil yang amanah :
  1. Akan mendapatkan rahmat dan pertolongan Allah swt
  2. Akan menjadi amal shaleh yang bernilai abadi di hadapan Allah swt
  3. Menolong dan memudahkan urusan orang lain akan dimudahkan urusannya oleh Allah swt
  4. Berusaha meningkatkan kesejahteraan hidup orang-orang lemah, akan ditolong dan dimudahkan rezekinya oleh Allah swt
Ancaman Allah untuk orang yang pelit : “..Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (QS At Taubah : 34-35)
Rasulullah SAW menggambarkan pada awal penjelasannya tentang shadaqah bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid adalah shadaqah. Olah karenanya mereka 'diminta' untuk memperbanyak tasbih, tahlil dan tahmid atau bahkan dzikir-dzikir lainnya. Karena semua dzikir tersebut akan bernilai ibadah disisi Allah SWT. Dalam riwayat lain digambarkan:
Dari Aisyah RA bahwasanya Rasulullah SAW berkata:
"Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam 360 persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan, amar ma'ruf nahi munkar, maka akan dihitung sejumlah 360 persendian. Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka. (HR.Muslim)
Setelah disebutkan bahwa dzikir merupakan shadaqah. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa amar ma'ruf nahi munkar juga merupakan shadaqah. Karena untuk merealisasikan amar ma'ruf nahi munkar, seseorang perlu mengeluarkan tenaga, fikiran, waktu dan perasaannya. Dan semua hal tersebut dihitung sebagai shadaqah. Bahkan jika dicermati secara mendalam, umat ini mendapat julukan 'khairu ummah', karena memiliki misi amar ma'ruf nahi munkar. Dalam sebuah ayat-Nya Allah SWT berfirman:
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS.3 Ali Imran:110)

Rasulullah bahkan menggambarkan bahwa hubungan suami istri merupakan shadaqah. Satu pandangan yang cukup asing di telinga para sahabatnya, hingga mereka bertanya:
"Apakah salah seorang diantara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan shadaqah?"
Kemudian dengan bijak Rasulullah SAW menjawab:
"Apa pendapatmu jika ia melampiaskannya pada tempat yang haram, apakah ia mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika ia melampiaskannya pada yang halal, ia akan mendapat pahala".
Dari sinilah para sahabat baru menyadari bahwa makna shadaqah sangatlah luas. Bahwa segala bentuk aktivitas yang dilakukan seorang insan dan diniatkan ikhlas karena Allah, serta tidak melanggar syariah-Nya, maka itu akan terhitung sebagai shadaqah. Selain bentuk-bentuk diatas yang digambarkan Rasulullah SAW yang dikategorikan sebagai shadaqah, masih terdapat nash-nash hadist lainnya yang menggambarkan bahwa hal tersebut merupakan shadaqah.
Bekerja dan Memberi Nafkah Pada Sanak Keluarganya
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadist:
Dari Al-Miqdan bin Ma'dikarib Al-Zubaidi RA, Rasulullah SAW berkata:
"Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi shadaqah. (HR.Ibnu Majah)"
Membantu Urusan Orang Lain
Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Setiap muslim harus sedekah". Salah seorang sahabat bertanya: "Bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, jika ia tidak mendapatkan (harta yang dapat disedekahkan)" Rasulullah SAW bersabda: "Bekerja dengan tangannya sendiri kemudian ia memanfaatkannya untuk dirinya dan bersedekah" Salah seorang sahabat bertanya: "Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Menolong orang yang membutuhkan lagi teraniaya" Salah seorang sahabat bertanya: "Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Mengajak pada yang ma'ruf atau kebaikan". Salah seorang sahabat bertanya: "Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah SAW?" Beliau bersabda: "Menahan diri dari perbuatan buruk, itu merupakan shadaqah. (HR.Muslim)"


Sumber:
Diadaptasi dari Mukhtasyar Minhajul Qashidin, Al-Imam asy-Syekh Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah al-Maqdisy
Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Disusun oleh : Drs.H. Syafriadis jafar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar