Selasa, 15 November 2011

TUKANG SOL

M egitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.

Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.

Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.

“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.

“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.

“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.

“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”

“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.

“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.

“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.

“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.

Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.

“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”

Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.

Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,

“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”

Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,

“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”

“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.

“Abang yakin?”

“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.

“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.

“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.

Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.

“Apa kabar mang Udin?”

“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.

Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,

“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”

“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.

“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.

Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,

“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”

“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.

Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.

“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.

Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.

“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.

“Tidak.”

“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”

Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.

“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.

“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”

Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.
Bang Udin, b

Keajaiban Shadaqah

Keajaiban  Shadaqah
Secara bahasa (etimologi), Shadaqah berasal dari kata صدق (benar), orang yang bershadaqah adalah orang yang benar imannya à الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ {الحديث}.
Infaq dan shadaqah mempunyai makna mengeluarkan harta untuk kepentingan-kepentingan yang diperintahkan Allah SWT di luar zakat. Shadaqah kadangkala dipergunakan untuk sesuatu yang bersifat non materi.
 Urgensi dari shadaqah itu adalah
  1. Sebagai perwujudan dari keimanan kepada Allah SWT dan keyakinan akan kebenaran ajaran-Nya. (QS. 9:5, QS. 9:11)
  2. Perwujudan syukur nikmat, terutama nikmat benda. (QS. 93:11, QS. 14:7)
  3. Meminimalisir sifat kikir, materialistik, egoistik dan hanya mementingkan diri sendiri. Sifat bakhil adalah sifat yang tercela yang akan menjauhkan manusia dari rahmat Allah SWT. (QS. 4:37).
Diantara keutamaan sadhaqah yang lainnya  yaitu diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari hadis Ibnu Mas'ud r.a. Dia berkata, "Rasulullah saw. pernah bertanya, 'Siapakah di antara kalian yang harta ahli warisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri'?" Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, tidaklah ada seseorang di antara kami melainkan hartanya lebih dia cintai." Beliau saw. bersabda, "Sesungguhnya hartanya adalah yang lebih dahulu ada, dan harta ahli warisnya yang di kemudian hari (harta yang masih tersimpan)."
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Barang siapa shadaqah.  senilai sebuah kurma dari mata pencaharian yang baik, dan tidak ada yang sampai kepada Allah kecuali yang baik, maka Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia mengembangkannya sebagaimana salah seorang di antara kalian mengembangkan ternaknya, hingga sedekah itu menjadi seperti gunung." (HR Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad).

"Sesungguhnya shadaqah.  itu benar-benar memadamkan kemurkaan Rab dan menjaga dari kematian yang buruk." (HR Tirmizi dan Ibnu Hibban).
"Keluarkanlah shadaqah., karena shadaqah.  itu membebaskan dari neraka." (HR Ath-Thabari).
Dari Buraidah r.a., dia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Tidaklah seseorang mengeluarkan shadaqah.  walaupun sedikit hingga dia dibebaskan dari kutukan tujuh puluh setan'." (HR Ibnu Khuzaimah di dalam Shahihnya, Al-Hakim, Ahmad, dan Al-Bazzar).

Dalam riwayat Muslim disebutkan dari hadis Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda, "shadaqah itu tidak membuat harta berkurang." (HR Muslim, At-Tirmizi, dan Ahmad).

Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa orang-orang menyembelih seekor domba. Lalu beliau bertanya, "Apa yang masih menyisa dari bagian domba itu?"
Aisyah menjawab, "Tidak ada yang menyisa selain tulang bahunya."
Beliau bersabda, "Semuanya masih menyisa kecuali tulang bahunya." (HR At-Tirmizi, yang menurutnya adalah hadis sahih).

Tentang adab-adab sadhaqah.  sama dengan adab-adab zakat. Para ulama berbeda pendapat tentang mana yang lebih baik bagi orang fakir, menerima dari zakat ataukah dari shadaqah. Ada yang berpendapat bahwa lebih baik baginya menerima dari zakat dan sebagian yang lain berpendapat lebih baik menerima dari shadaqah..

Tentang shadaqah yang lebih utama, maka telah diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, "Rasulullah saw. pernah ditanya, 'Apakah shadaqah.  yang paling utama?' Beliau menjawab, "Hendaklah engkau mengeluarkan shadaqah.  ketika engkau dalam keadaan sehat kikir, takut kefakiran, dan sedang mengharap-harapkan kekayaan, dan janganlah menunda-nunda hingga ketika nyawa sudah sampai ke tenggorokan, engkau berkata, 'Fulan mendapat sekian, Fulan mendapat sekian.' Padahal harta itu memang milik Fulan." (HR Bukhari dan Muslim).
“Rasulullah Saw. bersabda: “Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekah dengan syurga, dan jauh dari neraka. Dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari syurga, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil (bodoh) tapi pemurah, itu lebih dicintai Allah daripada ahli ibadah tapi bakhil”. (HR. Turmudzi).
Setiap pagi di pintu rumah kita ada Malaikat yang mendo’akan:
اللّهمّ ائْتِ مُنْفِقاً خَلَفاً وَائْتِ مُمْسِكاً تَلَفاً.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Ya Allah berilah orang yang berinfaq itu pengganti, dan orang yang menahan diri (dari berzakat/berinfaq) kehancuran”.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Bersihkanlah hartamu dengan zakat, dan obatilah sakit kalian dengan bershadaqah, dan tolaklah olehmu bencana-bencana itu dengan do’a". (HR. Khatib dari Ibnu Mas’ud).
“Rasulullah Saw. bersabda: “Bertaqwalah kalian kepada Allah, kerjakanlah shalat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan keluarkanlah zakat pada harta bendamu, untuk kebaikan bagi dirimu dan ikutilah perintah pemimpinmu (yang membawa kepada kebaikan) niscaya Allah SWT akan memasukkan kamu ke dalam syurga-Nya”. (HR. Hakim dari Abi Umamah).
“Rasulullah Saw. bersabda: “Sikap rendah hati itu hanya akan menambah seseorang makin menjadi mulia, maka dari itu berlaku rendah hatilah kalian, niscaya Allah SWT akan memuliakanmu. Sikap pemaaf hanya akan menambah seseorang makin mulia, oleh karena itu banyak maaflah kalian, niscaya Allah SWT akan memuliakanmu. Dan amal shadaqah itu hanyalah akan menambah seseorang makin banyak hartanya, maka bersadaqahlah  kalian, niscaya Allah SWT akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian”. (HR. Ibnu Abu Dunya).

“Rasulullah Saw. bersabda: “Dengki itu bisa menghabiskan kebaikan, sebagaimana api membakar kayu; shadaqah itu dapat menghapuskan kesalahan, sebagaimana air dapat memadamkan api; shalat itu adalah cahaya orang yang beriman, dan puasa adalah perisai dari siksa api neraka”. (HR. Ibnu Majah).
“Rasulullah Saw. bersabda: “Engkau akan melihat orang-orang yang beriman dalam kasih sayang mereka, dalam kecintaan mereka dan dalam keakraban mereka antar sesamanya adalah bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggotanya merasakan sakit, maka sakitnya itu akan merembet ke seluruh tubuhnya, sehingga (semua anggota tubuhnya) merasa sakit, dan merasakan demam (karenanya)”. (HR. Bukhari).
"Sabda Rasul : " Sesungguhnya Allah tidak akan menerima shadaqah yang ada unsur tipu daya". (H.R. Muslim).
Ajaran shadaqah sesungguhnya mendorong kaum muslimin untuk memiliki etos kerja dan usaha yang tinggi, sehingga memiliki harta kekayaan yang disamping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya juga bisa memberi kepada orang yang berhak menerimanya.Selain itu
Dalam Hal Shadaqah, quality adalah lebih baik daripada quantity. Ber-Sedekah satu dolar bisa jadi lebih baik dari pada ber-Sedekah seratus-ribu dollar. Jika seseorang hanya memiliki dua dollar kemudian disedekahkannya satu dollar maka Sedekah tersebut adalah lebih baik dari pada Sedekah dari seseorang Billioner tetapi hanya mensedekahkan seratus ribu dollar.

 Janganlah kita menunggu kaya raya atau hidup berlebih untuk bersedekah, karena hal tersebut adalah bisikan Setan belaka. Terlebih lagi, jangan sampai kita menunggu sampai ruh kita berada di tenggorakan, karena pada saat itu Harta kita sudah dipastikan bukan milik kita lagi tetapi sudah menjadi milik Ahli Waris kita.
Balasan bagi amil yang amanah :
  1. Akan mendapatkan rahmat dan pertolongan Allah swt
  2. Akan menjadi amal shaleh yang bernilai abadi di hadapan Allah swt
  3. Menolong dan memudahkan urusan orang lain akan dimudahkan urusannya oleh Allah swt
  4. Berusaha meningkatkan kesejahteraan hidup orang-orang lemah, akan ditolong dan dimudahkan rezekinya oleh Allah swt
Ancaman Allah untuk orang yang pelit : “..Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (QS At Taubah : 34-35)
Rasulullah SAW menggambarkan pada awal penjelasannya tentang shadaqah bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid adalah shadaqah. Olah karenanya mereka 'diminta' untuk memperbanyak tasbih, tahlil dan tahmid atau bahkan dzikir-dzikir lainnya. Karena semua dzikir tersebut akan bernilai ibadah disisi Allah SWT. Dalam riwayat lain digambarkan:
Dari Aisyah RA bahwasanya Rasulullah SAW berkata:
"Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam 360 persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan, amar ma'ruf nahi munkar, maka akan dihitung sejumlah 360 persendian. Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka. (HR.Muslim)
Setelah disebutkan bahwa dzikir merupakan shadaqah. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa amar ma'ruf nahi munkar juga merupakan shadaqah. Karena untuk merealisasikan amar ma'ruf nahi munkar, seseorang perlu mengeluarkan tenaga, fikiran, waktu dan perasaannya. Dan semua hal tersebut dihitung sebagai shadaqah. Bahkan jika dicermati secara mendalam, umat ini mendapat julukan 'khairu ummah', karena memiliki misi amar ma'ruf nahi munkar. Dalam sebuah ayat-Nya Allah SWT berfirman:
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS.3 Ali Imran:110)

Rasulullah bahkan menggambarkan bahwa hubungan suami istri merupakan shadaqah. Satu pandangan yang cukup asing di telinga para sahabatnya, hingga mereka bertanya:
"Apakah salah seorang diantara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan shadaqah?"
Kemudian dengan bijak Rasulullah SAW menjawab:
"Apa pendapatmu jika ia melampiaskannya pada tempat yang haram, apakah ia mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika ia melampiaskannya pada yang halal, ia akan mendapat pahala".
Dari sinilah para sahabat baru menyadari bahwa makna shadaqah sangatlah luas. Bahwa segala bentuk aktivitas yang dilakukan seorang insan dan diniatkan ikhlas karena Allah, serta tidak melanggar syariah-Nya, maka itu akan terhitung sebagai shadaqah. Selain bentuk-bentuk diatas yang digambarkan Rasulullah SAW yang dikategorikan sebagai shadaqah, masih terdapat nash-nash hadist lainnya yang menggambarkan bahwa hal tersebut merupakan shadaqah.
Bekerja dan Memberi Nafkah Pada Sanak Keluarganya
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadist:
Dari Al-Miqdan bin Ma'dikarib Al-Zubaidi RA, Rasulullah SAW berkata:
"Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi shadaqah. (HR.Ibnu Majah)"
Membantu Urusan Orang Lain
Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Setiap muslim harus sedekah". Salah seorang sahabat bertanya: "Bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, jika ia tidak mendapatkan (harta yang dapat disedekahkan)" Rasulullah SAW bersabda: "Bekerja dengan tangannya sendiri kemudian ia memanfaatkannya untuk dirinya dan bersedekah" Salah seorang sahabat bertanya: "Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Menolong orang yang membutuhkan lagi teraniaya" Salah seorang sahabat bertanya: "Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Mengajak pada yang ma'ruf atau kebaikan". Salah seorang sahabat bertanya: "Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah SAW?" Beliau bersabda: "Menahan diri dari perbuatan buruk, itu merupakan shadaqah. (HR.Muslim)"


Sumber:
Diadaptasi dari Mukhtasyar Minhajul Qashidin, Al-Imam asy-Syekh Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah al-Maqdisy
Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Disusun oleh : Drs.H. Syafriadis jafar

Kisah nyata orang yang bersshadaqah

Bro sekalian, kisah nyata ini diterima tmcblog di awal pekan ini . . . jadi begini bro tersebutlah salah seorang Manager sebuah Perusahaan Kecil. Dua pekan sebelum Hari raYa Iedul fitri 2011 Ia dan seluruh karyawan perusahaan memperoleh Tunjangan Hari raya dari kantornya. Namun Ia bertekat seluruh uang THR nya itu akan di berikan ke Panitia Amil Zakat Kerena dia pikir gajinya yang akan diperoleh akhir bulan nanti cukuplah untuk biaya hidup saat dan pasca Lebaran nanti, namun sebelumnya ia harus berbicara dulu pada sang istri tercinta. Singkat cerita sang istri pun diberitahu Niatnya tersebut.

Walaupun sang istri mengiyakan maksud sang suami . . . Sang suami pun sebenarnya Tahu bahwa sebenarnya bahasa tubuh sang istri yang telah menemaninya bertahun tahun ada sedikit perasaan kaget dan mungkin tidak terima jika 100% uang THR tersebut diserahkan Ke badan Amil Zakat. Namun sepertinya sang istri telah pasrah, ia tahu yang dilakukan suaminya adalah yang terbaik dan dia yakin suaminya sudah memiliki visi mengenai keuangan saat dan pasca lebaran nanti. Tekatpun bulat . . . 100% persen uang THR akan diserahkan semua ke badan amil zakat !!

Bro sekalian , Empat Hari berselang . . . sang Manager mendapat Telfon langsung dari Atasannya, dalam pembicaraan telefon sang Atasan menanyakan perihal jalannya divisi yang di amanahkan kepada sang manager . ..  sang manager pun menjelaskan apa adanya progres teknis divisi yang ia pimpin . . . dan sesuatu yang tidak diduga . . . di akhir pembicaraan telefon, sang Atasan bilang bahwa Ia berhak memperoleh tunjangan operasional yang nilainya hampir 3 kali lipat dari jumlah THR yang ia niatkan untuk dikelola badan amil zakat . . . tubuh sang managerpun merinding seketika setelah atasannya menutup pembicaraan telefon tersebut . . . tak henti hentinya ia berucap tasbih dan tahmid, seakan tak percaya . . . jawaban Sang Khaliq yang maha Kaya begitu cepat . . . bahkan disaat niat tersebut belum tuntas 100% ia lakukan . . . subhanallah, itu baru jawaban di dunia bro . . . kayak apa jawaban di akhirat coba? hmmm . . . semoga berguna