Senin, 31 Oktober 2011

SURAT BERDARAH UNTUK PRESIDEN

SURABAYA, KOMPAS.com — Sebuah buku berjudul Surat Berdarah untuk Presiden karya seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Hongkong, Jala Dara, dikirim kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Gubernur Jatim Soekarwo. Buku itu merupakan kumpulan surat keluh kesah TKI yang hidup di negeri orang yang jauh dari perlindungan hukum negara asal.

Karena hari itu tidak dapat menemui Gubernur Soekarwo, buku yang dikirim LSM Migrant Institute itu terpaksa dititipkan kepada seorang petugas di Kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (1/7/2011).

Buku setebal 500 halaman itu berisi 30 tulisan keluh kesah TKI di luar negeri yang menderita karena tekanan majikan. "Saat mereka tertekan, mereka tidak dapat berbuat apa-apa selain menulis surat," kata Direktur Program Migrant Institute, Ali Yasin.

Salah satu tulisan di buku itu mengisahkan seorang TKI asal Kediri, Rosminah (20), yang meninggal karena digigit anjing majikannya setelah tiga hari dihukum tanpa makan dan minum. Selain kisah Rosminah, banyak kisah lain seperti TKW korban pemerkosaan majikan, korban pemerasan oknum di bandara, serta korban penipuan PJTKI.

Ali berharap, melalui buku itu, setidaknya Presiden SBY dapat merasakan penderitaan TKI di luar negeri yang jauh dari perlindungan pemerintah negara asal. "Kami hanya ingin menunjukkan bahwa permasalahan TKI di luar negeri tidak dapat diselesaikan dengan hanya mengirim satgas, masalah TKI harus langsung ditangani Kepala Negara," katanya.

Selain buku Surat Berdarah untuk Presiden, LSM yang fokus pada perlindungan dan pemberdayaan buruh migran itu juga menitipkan buku berjudul Kepada yang Terhormat Presiden RI karya seorang novelis, Pipit Senja. Buku itu juga mengisahkan cerita TKI di luar negeri, tetapi dengan bahasa sastra yang sangat dominan.
Metrotvnews.com, Surabaya: Sebuah buku berjudul "Surat Berdarah untuk Presiden" menulis berbagai cerita duka dan penderitaan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Buku itu diharapkan dapat menggugah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengetahui nasib para TKI di luar negeri.

 Buku berisi lebih dari 30 surat TKI diluncurkan di Surabaya, Jawa Timur. Isinya tentang kepiluan para pekerja Indonesia di beberapa negara. Seperti di Macau, Hong Kong, dan Taiwan.

 Satu di antaranya bertutur kisah miris seorang TKI asal Kediri, Jawa Timur, yang bernama Rosminah (27). Rosminah mengaku terpaksa bekerja ke luar negeri untuk menopang ekonomi keluarga. Ia berharap bisa mengais rezeki dengan menerima tawaran kerja di Hong Kong.

 Siapa sangka, Minah, panggilan Rosminah, dipekerjakan sebagai pengurus anjing milik majikannya. Setiap hari ia mengurusi lima anjing jenis herder, mulai dari kebersihan hingga makanan.

 Suatu hari, seekor anjing sakit. Majikan marah dan menyalahkan Minah. Majikan lalu melarang Minah makan selama tiga hari sebagai hukuman.

 Minah menurut. Di hari pertama, ia masih bisa menahan rasa lapar. Hari kedua, aroma makanan anjing menggoda rasa laparnya. Ia hanya berani mencium aroma tersebut. Pada hari ketiga, Minah tak mampu lagi berkompromi dengan perutnya. Ia pun menyantap makanan anjing tanpa sepengetahuan sang majikan.

 Malang nasib Minah, anjing-anjing kelaparan di malam hari. Rosminah ternyata lupa memberi makan. Anjing-anjing itu lalu mendatangi Minah yang tengah terlelap. Anjing-anjing mencium aroma makanan pada tangan wanita tersebut.

 Dikira makanan, anjing-anjing lalu mengigit dan menggerogoti tangan Minah. Perempuan itu pun mati akibat gigitan hewan peliharaan sang majikan.(RRN)